“Ahhh, kenapa aku baru sadar sekarang ketika anak
ku tumbuh besar,” Arum melontarkan kata rasa penyesalan menikah dengan
Tono, namun rasa sakit hatinya bisa terobati kehadiran Ronni, anak
semata wayang.
Bermain di taman umum Kembang Teratai yang
penuh keragaman bunga dan buah ,siapa yang tidak krasan,adem ayem dan
bahagia. Aru melihat tanaman buah seperti barbados cherry,miracle ,buah
buni dan buah lainnya yang sengaja ditanam oleh masyarakat sekitar.
Melihat sosok pria yang gagah,santun,pinter dan
agamis, itulah Hengki. Hengki menaruh perasaan pada Arum semenjak SMA ,
Arum lebih tertarik sama Tono , Hengki paham semuanya itu. Hengki tak
memaksakan kehendak untuk Arum jatuh cinta padanya biar terjadi secara
alami.
Sejenak Arum dan Hengki hanya bertatap mata saat
bertemu, Hengki pun menyapa, “Sudah lama kita tidak ketemu,Bagaimana
kabarmu sekarang, Arum”
Arum hanya bisa menjawab. “Baik. Hengki”
Antara kangen , cinta dan malu bercampur jadi satu.
Arum pun tak kuat menahankan rasa jengkelnya dan meluber , Arum
meneteskan mata, “Hengki, Aku menyesal menikah dengan Tono, Tono
ternyata bukan pria baik baik seorang pecundang sejati. Owh Hengki,
andaikata aku mendengar nasihatmu dulu, pasti aku bahagia denganmu.”
Hengki pun menjawab dengan simpel,”Aku sudah menikah, dan aku bahagia bersama istriku yang sekarang seorang dokter mata.”
Arum segera memeluk Hengki, tak tahan mendengar
Hengki sudah memiliki kehidupan yang baru dan tak ingin merusak
kehdiupan mereka.
Arum mengutarakan kata sebelum berpisah sama
Hengki.”We belong together” Hengki hanya diam seribu dan matanya pun
ingin menetaskan mata , namun hanya tertahan di kelopak mata.
“Maafkanlah aku , Hengki. Selamat Tinggal.” Suara hati Arum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar